Sudah Lebih dari 30 Kali Ramadhan tak Ada Keramaian di Langgar dan Surau

Papan nama rumah ibadah kecil: mushala dan musahla. Langgar dan surau sudah menghilang sejak akhir 1980-an.
Papan nama rumah ibadah kecil: mushala dan musahla. Langgar dan surau sudah menghilang sejak akhir 1980-an.

Orang sudah sangat jarang mendengar surau dan langgar. Sejak akhir 1980-an, orang mulai menyebut musola, sebagai pengganti langgar dan surau. Di Sumatra Barat, surau dibangun terpisah dari rumah. Surau ini menjadi tempat anak-anak mengaji. Pun demikian halnya langgar di Jawa, juga menjadi tempat mengaji.

Filolog Prancis Antoine Cabaton menulis pada 1911, keluarga Jawa yang kaya, rumah mereka terdiri dari tiga bagian utama, yaitu pendopo, pringitan, dan omah. Di belakang omah ada lumbung. “Di belakangnya dan lebih jauh lagi, terdapat langgar (tempat ibadah), tempat anak-anak belajar mengaji dan untuk melaksanakan ibadah,” tulis Cabaton.

Lantai lumbung dan langgar biasanya teruat dari kayu yang posisinya berjarak dengan tanah. Tetapi, untuk ibadah shalat Jumat, orang akan pergi ke masjid, yang saat itu belum tentu semua desa memilikinya. Bisa jadi dalam satu kecamatan baru ada satu masjid. Maka, selama Ramadhan, surau dan langgar akan semakin ramai.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Ketika istilah-istilah Arab mulai populer di masyarakat pada akhir 1980-an, pelan-pelan surau dan langgar makin sayup-sayup terdengar. Lalu, orang sibuk dengan cara penulisan istlah Arab itu, yang baku dalam bahasa Indonesia. Mushala diserap secara baku menjadi musala. Tetapi, karena pengucapannya musola, maka banyak yang tetap menggunakan ejaan aslinya, mushala. Ini berlaku juga untuk shalat yang menggantikan sembahyang. Bakunya adalah salat, tetapi karena pengucapannya adalah solat, banyak orang mempertahankan ejaan aslinya dari Arab, shalat.

 


Tetapi, kehadiran Google mengubah segalanya. Yang sering banyak dicari di Google adalah musola, maka banyak yang menulisnya musola atau mushola. Yang dicari adalah sholat, maka itu yang dipakai di situs-situs berita.

Di mana-mana, rumah ibadah kecil itu pun sekarang tak lagi berpapan nama “Langgar” atau “Surau”, melainkan “Mushala” atau “Musala”.

Priyantono Oemar



Sumber:Republika