Penyakit Antraks Merebak di Gunung Kidul, Apa Itu Antraks ? Bagaimana Cara Mencegahya ?

Antraks dapat menular dari hewan ke hewan atau ke manusia. Foto : republika
Antraks dapat menular dari hewan ke hewan atau ke manusia. Foto : republika

Kampus—Penyakit antraks mewabah di Gunung Kidul, DI Yogyakarta. Antraks sejauh ini telah mengakibatkan puluhan orang tertular dan satu korban meninggal dunia. Apa itu antraks ? Bagaimana mencegah penyakit antraks ?

Menurut Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Antraks Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Cetakan Tahun 2017, penyakit antraks adalah salah satu penyakit zoonotik yang sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Penyakit antraks disebabkan oleh bakteri Antraks (Bacillus anthracis). Bakteri ini dapat membentuk spora yang tahan terhadap perubahan lingkungan dan dapat bertahan hidup selama 60 tahun di dalam tanah, sehingga sulit untuk dimusnahkan. Sumber penularan antraks pada manusia adalah hewan pemamah biak dan herbivora lainnya seperti sapi, kerbau, kambing dan domba, yang terinfeksi oleh bakteri Antraks.

Meskipun laporan kasus antraks pada manusia tidak terlalu banyak, namun jumlah kematian hewan ternak akibat antraks cukup besar. Sebagian besar kasus antraks pada manusia merupakan antraks tipe kulit akibat kontak langsung dengan hewan atau produk hewan yang sakit/mati karena antraks.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca


Cara Penularan Antraks


1. Penularan dari hewan ke hewan atau ke manusia.

Penularan dapat terjadi bila hewan atau manusia terpapar dengan cairan tubuh yang mengandung bakteri antraks atau oleh spora yang ada disekelilingnya.

2. Penularan melalui spora

Bakteri antraks akan dikeluarkan dari tubuh hewan melalui sekresi dan ekskresi selama sakit atau menjelang kematiannya.

3. Penularan melalui hewan dan pakan ternak

Rumput yang dipangkas untuk pakan ternak berpotensi membawa spora dan berisiko menularkan antraks dari satu daerah ke daerah lainnya.

4. Penularan melalui konsentrat atau bahan pakan dari hewan

Indonesia telah melarang pemberian tepung tulang kepada ruminansia untuk menghindari penularan antraks dan sapi gila (BSE).

5. Penularan dari bahan produk industri asal hewan

Penularan antraks pada orang yang disebabkan oleh secara tidak sengaja terpapar dengan spora yang terbawa oleh produk ternak misalnya penyamakan kulit, pembuatan wool.


Bentuk Antraks pada Manusia

1. Antraks Kulit (Cutaneous anthrax).

Bagian tubuh yang sering terkena terutama kepala, leher, dan esktremitas, meskipun bagian kulit lainnya juga dapat terken. Antraks kulit adalah merupakan tipe yang paling banyak ditemukan yaitu lebih dari 95% dari keseluruhan kasus di Indonesia

2. Antraks saluran pencernaan (Gastrointestinal anthrax).

Bentuk antraks ini dapat terjadi akibat dari infeksi bakteri antraks melalui makanan yang tertular oleh bakteri/spora antraks, misalnya daging, jerohan dan dari hewan, atau sayur-sayuran yang tidak dimasak dengan sempurna. Dapat juga terjadi akibat pekerja peternakan makan dengan tangan yang kurang bersih dan telah terkontaminasi bakteri antraks.

3. Antraks saluran pencernaan (Gastrointestinal anthrax).

Bentuk antraks ini dapat terjadi akibat dari infeksi bakteri antraks melalui makanan yang tertular oleh bakteri/spora antraks, misalnya daging, jerohan dan dari hewan, atau sayur-sayuran yang tidak dimasak dengan sempurna.

4. Antraks meningitis (Meningitis anthrax)

Antraks meningitis dapat terjadi akibat dari komplikasi bentuk antraks yang lain. Biasanya antraks bentuk ini dimulai dengan adanya lesi primer yang seterusnya berkembang menjadi meningitis hemoragik dan kematian dapat terjadi antara 1-6 hari.

Pencegahan penyakit antraks dapat dilakukan dengan berbagai cara terutama dalam menjaga kebersihan individu dan lingkungan.


Cara Mencegah Penyakit Antraks

1. Melaporkan ke Puskesmas setempat bila didapatkan penderita tersangka antraks, atau melaporkan ke Pusat Ksehatan Hewan (Puskeswan) jika ada hewan yang sakit dengan gejala antraks.

2. Tidak diperbolehkan menyembelih hewan sakit antraks.

3. Hewan hanya boleh disembelih di Rumah Potong Hewan (RPH) atau kalau hewan dipotong diluar RPH maka harus mendapat ijin dahulu dari Dinas Peternakan setempat.

4. Tidak diperbolehkan mengkonsumsi daging yang berasal dari hewan yang sakit antraks.

5. Dilarang membuat atau memproduksi barang-barang yang ber asal dari hewan seperti kerajinan dari tanduk, kulit, bulu, tulang yang berasal dari hewan sakit/mati karena penyakit antraks.

6. Hewan yang rentan terhadap antraks seperti sapi, kerbau, kambing, domba, kuda, secara rutin harus divaksinasi terhadap penyakit antraks.

Antraks dapat digunakan sebagai senjata biologis dan CDC mengkalsifikasikan antraks sebagai bahan potensial untuk bioterorisme dalam kategori A, karena dapat mengancam kesehatan masyarakat dan menyebar pada daerah yang luas. Penyebaran penyakit antraks sebagai senjata biologis biasanya melalui inhalasi, yang mempunyai daya sebar dan mortalitas tinggi yaitu spora kuman antraks yang mudah disebarkan dengan peralatan semprotan atau bom. WHO memperkirakan bahwa akibat dari pelepasan 50 Kg serbuk antraks kering melalui aerosol selama 2 jam pada kota yang berpenduduk 500 ribu akan mengakibatkan 95 ribu kematian dan 125 ribu orang menderita sakit, sehingga mengganggu kesehatan dan infrastruktur masyarakat.


Baca juga :

Tips Menghilangkan Sakit Kepala Secara Alami

Apa itu G20 ? Apa Agenda KTT G20 di Bali ?

Apa Itu PPS ? Ini Tugas, Wewenang, dan Kewajiban PPS dalam Pemilu 2024

Apa itu NISN, Apa Gunanya, dan Bagaimana Cara Mengeceknya

Angka Kemiskinan Terendah No 1 di Indonesia, Apa Rahasia Kota Sawahlunto ?

Ikuti informasi penting dan menarik dari kampus.republika.co.id. Silakan menyampaikan masukan, kritik, dan saran melalui e-mail : kampus.republika@gmail.com



Sumber:Republika