Pengamat: Prabowo dan Airlangga Masuk Radar Koalisi Besar

LalangBuana, JAKARTA — Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto dinilai sebagai dua figur berpengaruh dalam koalisi besar. Keduanya sama-sama punya basis massa dan kompetensi unggul untuk memimpin negeri ini. 


Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M Jamiluddin Ritonga memprediksi dua orang itu sangat mungkin diusung menjadi capres dan cawapres dalam pemilu 2024. Menurutnya, nama Airlangga dan Ketua Umum PKB A Muhaimin Iskandar ditimang-timang untuk menjadi calon wakil presiden. Namun menurutnya, Airlangga lebih unggul


“Tentu kinerja Airlangga lebih baik dan sudah teruji,” ujar Jamiluddin Selasa (11/4).


Tak sekadar dari sisi kompetensi individu, dari sisi partai, Golkar jauh lebih unggul ketimbang PKB berdasarkan perolehan suara dalam Pemilu 2019. Golkar memperoleh 12, 31 persen. Sedangkan PKB hanya 9,69 persen. Sementara itu Gerindra ada pada angka 12,57 persen. Bila Gerindra digabungkan dengan Golkar saja, maka akan jadi lebih dari 20 persen, angka yang cukup untuk mengusung capres dan cawapres.

 


Meski demikian, ada pekerjaan rumah terkait popularitas dan elektabilitas Airlangga yang harus digenjot maksimal. Jamiluddin mengatakan, tak menutup kemungkinan peluang Prabowo akan mengambil cawapres dari luar Koalisi Besar. Hal ini guna membantu perolehan elektoral di Pemilu 2024.


Sementara itu, Ketua DPP Partai Golkar Lamhot Sinaga mengungkapkan, sosok Airlangga Hartarto memiliki kans yang besar untuk dapat diusung menjadi capres atau cawapres di Pemilu 2024. Termasuk diusung oleh koalisi besar yang terdiri dari lima parpol pendukung pemerintah.


Menurutnya, Airlangga adalah figur yang tepat di tengah upaya menghentikan polarisasi masyarakat yang juga menjadi visi dari Koalisi Indonesia Bersatu. 


“Jadi Pak Airlangga ini sekarang menjadi tokoh tengah, tokoh yang bisa diterima dengan baik dari sebelah kanan maupun dari sebelah kiri. Pak Airlangga adalah tokoh yang saat ini yang diterima oleh pihak manapun. Itu yang mau kami tawarkan,” ujar Lamhot.


Sosok Airlangga sebagai Menko Perekonomian pun menurut Anggota Komisi VII DPR RI ini, bisa menjadi kandidat kuat diusung sebagai capres atau cawapres dari Koalisi Besar nantinya.


Lamhot memberi beberapa contoh prestasi Airlangga yang membuat posisinya menjadi strategis. Yakni telah berhasil menjaga perekonomian nasional di tengah ketidakpastian belakangan ini. Seperti pandemi hingga goyangnya perekonomian global.


Meski demikian, Lamhot mengatakan, terlalu dini membahas siapa yang akan diusung sebagai capres dan cawapres dalam Koalisi Besar. 


Menurutnya, yang perlu dilakukan terlebih dahulu adalah menyamakan frekuensi sehingga memiliki kesamaan visi dalam menjalankan koalisi nantinya.


“Dalam tahap itu dulu yang harus kita samakan frekuensinya, khususnya dengan Gerindra dan PKB, Koalisi Indonesia Raya. Soal nanti capres sama cawapres itu kan tentu akan dibahas secara musyawarah dengan lima partai, bahkan kalau dengan PDIP nanti jika mereka ikut bergabung dalam koalisi besar ini. Tapi untuk saat ini kita belum pada tahap membicarakan siapa capres siapa cawapres,” ucap Lamhot.


Selain menyamakan frekuensi dan visi, di dalam koalisi ini juga belum sampai pada pembahasan partai apa yang nantinya akan menjadi pemimpin koalisi.


Terkait hal itu, Lamhot menegaskan sudah seharusnya Golkar lah yang memimpin koalisi, mengingat perolehan kursi Golkar lebih besar ketimbang keempat partai lainnya, yaitu Gerindra, PAN, PPP, PKB.


“Jadi sudah selayaknya lah Golkar yang akan memimpin koalisi besar ini, gitu,” tutup Lamhot.

Sudah Beralih ke Motor Listrik? Merek Apa yang Sudah Nangkring di Garasi Kamu?



Sumber:Republika