LalangBuana, TEGAL — Indonesia disebut bisa menjadi negara yang mampu mengembalikan kejayaan Islam di mata dunia internasional. Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar, Indonesia bisa melakukannya dengan menyebarkan Islam yang penuh kedamaian dan berkemajuan.
Peran ini dapat diambil oleh Muhammadiyah, yang sudah memulai dengan membeli sebuah bangunan eks gereja di Spanyol seharga sekitar Rp 45 miliar.
“Yang bikin saya kaget, bangga, sekaligus merasa wah, ternyata gereja itu dulunya memang sebuah masjid era kemasan Islam di tanah Eropa,” ungkap Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat menghadiri acara Muskerwil Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Jateng, di GOR Wisangga, Kota Tegal, Sabtu (4/3).
Apa yang dilakukan Muhammadiyah ini, jelas gubernur, menjadi stimulan untuk mengembalikan kejayaan Islam, bukan soal peperangan, tetapi bagaimana Muhammadiyah ingin menyebarkan Islam yang penuh kedamaian dan berkemajuan.
Langkah ini menjadi penting, sebab tidak bisa dipungkiri bagi sebagian besar masyarakat di Eropa, Islam memiliki ‘wajah’ yang menyeramkan, Islam bagi mereka identik dengan terorisme, peperangan, pertikaian antar golongan dan fanatisme ajaran (Islamfobia).
Bagi bangsa Indonesia, tentu pandangan itu tidak fair, karena di belahan bumi lain ada kaum Muslim yang beragama dengan ramah dan tidak dengan marah. “Mereka lupa ada negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia yang beragama penuh dengan cinta yang bernama Indonesia,” tegasnya.
Oleh karena itu, Ganjar optimistis, Muhammadiyah bisa menjadi bagian dari ikhtiar untuk mewujudkan cita-cita besar mengembalikan kejayaan Islam yang penuh kedamaian dan berkemajuan.
Menyinggung agenda Muskerwil Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Jateng, ia berharap bakal lahir sebuah roadmap pergerakan guna mengembalikan kejayaan Islam ke dunia internasional itu.
Namun, ia menilai cita- cita itu tidak cukup hanya dilakukan di meja- meja perundingan. Upaya ini juga harus didorong dengan praktik-praktik kebaikan hingga pada level rakyat, karena di sanalah (Eropa) desas-desus ‘wajah’ Islam yang katanya menyeramkan didengungkan.
Maka, jika gereja di Alcala, Spanyol sudah dibeli, berikutnya lembaga pendidikan harus segera menyusul. Kirim intelektual Muslim terbaik dari berbagai bidang pengetahuan untuk mendorong lembaga pendidikan tersebut.
“Jika masih kesulitan menggaet siswa, kita kirim dulu anak-anak dari Indonesia, agar sekalian dunia paham bagaimana bangsa kita menjalankan amal dan kehidupan keagamaan yang ramah kepada siapa pun terhadap generasi penerunya,” tambah Ganjar.
Bahkan tidak hanya Muhammadiyah, semua elemen bangsa juga harus bergandeng tangan untuk mewujudkan cita-cita itu. Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, sudah semestinya Indonesia melakukan itu.
“Sehingga kita punya alasan yang kuat kenapa mesti mengajarkan Islam penuh kedamaian dan berkemajuan, ya karena itulah yang kita amalkan,” ujarnya.
Muskerwil Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Jateng ini dihadiri pula sejumlah pejabat. Selain Ganjar, hadir Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Ketua PP Muhammadiyah Busyro Muqodas, ketua PP ‘Aisyiyah, sejumlah pengurus Nahdlatul Ulama (NU), dan lainnya.
Sumber:Republika