Kinerja Saham Sektor Barang Konsumen Masih Terkoreksi, Ini Penyebabnya


Karyawan mengamati pergerakan saham di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (10/2/2023). Kinerja indeks sektor barang konsumen primer maupun nonprimer masih mengalami koreksi, masing-masing sebesar 0,67 persen dan 3,70 persen secara year to date (ytd) per 6 April 2023.

LalangBuana, JAKARTA — Kinerja indeks sektor barang konsumen primer maupun nonprimer masih mengalami koreksi, masing-masing sebesar 0,67 persen dan 3,70 persen secara year to date (ytd) per 6 April 2023. Performa tersebut sejalan dengan pergerakan IHSG yang turut mengalami koreksi 0,84 persen ytd.


“Secara sektoral, hal ini juga tercermin dari rilis kinerja keuangan beberapa emiten yang sebagian besar tidak mencatatkan peningkatan yang signifikan di tahun lalu,” kata Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, Sabtu (8/4/2023).


Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih solid di sepanjang 2022 sebesar 5,31 persen. Sektor konsumsi rumah tangga dengan bobot sebesar 51,65 persen terhadap PDB, berdasarkan pengeluaran, mengalami peningkatan 4,48 persen year on year (yoy).


Meskipun terlihat adanya akselerasi konsumsi domestik, menurut Ratih, beberapa emiten di sektor konsumen terhalang oleh gejolak ekonomi yang terjadi di sepanjang 2022. Hal itu seperti inflasi dari sisi produsen dan konsumen serta kenaikan suku bunga. Selain itu, penurunan nilai tukar rupiah menghambat kinerja keuangan baik top line dan bottom line


Ratih menjelaskan, kenaikan inflasi memberikan dampak negatif bagi sektor barang konsumen nonprimer terutama dengan pangsa pasar menengah ke bawah. Sementara itu, terdepresiasinya nilai tukar rupiah dan lonjakan komoditas pangan di 2022 membuat COGS dan total expense mengalami kenaikan.


“Sehingga, ini menekan kinerja bottom line emiten di sektor barang konsumen primer,” kata Ratih.



Sumber:Republika