Meningkatkan Daya Nalar Kritis Siswa Terhadap Peristiwa Sejarah


Image

Bahar Sungkowo, S.Pd Alkausar



Eduaksi | Wednesday, 05 Apr 2023, 09:30 WIB

Teknik Loker Berpikir dengan Tobi Nasa (Topi Berpikir Sejarah).

Hasil Penelitian dari Lembaga Independen Federasi Serikat Guru Indonesia membuat hati kita miris. Menurut Wakil Sekretaris Jendral (Wasekjen) Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Satriawan Salim menjelaskan bahwa mayoritas siswa di Indonesia memiliki kemampuan berpikir kritis pada level rendah. Pernyataan Satriawan Salim ini didukung dengan hasil penelitian dan pengamatan dari sejumlah penyurvey pendidikan yang salah satunya adalah hasil dari PISA (Programme For Internasional Student Assesment).

Penjelasan diatas, tentu tidak terjadi begitu saja, melainkan ada penyebab yang menjadikan kondisi siswa berada pada level rendah dalam kemampuan berpikirnya. Dari beberapa sumber literasi yang didapatkan, salah satunya dari LSM Konseling Buah Hati, bahwa yang menyebabkan rendahnya nalar kritis siswa adalah :

a. Siswa merasa kesulitan dalam memahami bernalar kritis dan minsdset yang tertanam di benaknya bahwa bernalar kritis itu membosankan dan serius.

 

b. Tidak adanya media, metode, strategi dan model yang menyenangkan dalam aktivitas pembelajaran yang didasari dengan kemampuan bernalar kritis.

c. Guru tidak memberikan keleluangan serta kemerdekaan belajar siswa dalam mengolah informasi sehingga mendapatkan penalaran kritis dalam memecahkan masalah atau peristiwa.

Ketiga aspek inilah, yang menginspirasi penulis untuk menciptakan strategi loker berpikir (Locer Thinking) yang mengajarkan cara berpikir kritis atau bernalar kritis dengan aktivitas yang asyik dan menyenangkan. Loker Berpikir ini memiliki banyak kotak loker yang didalamnya terdapat benda-benda yang mengajarkan siswa berpikir kritis atau bernalar kritis. Penasaran apa itu loker berpikir. Berikut penulis paparkan untuk rekan guru di Netizen.id ini.

A. Apa itu Loker berpikir?

Loker berpikir adalah Loker dengan kotak-kotaknya yang berisi benda-benda yang dapat melatih dan mengarahkan siswa berpikir kritis atau bernalar kritis. Benda-bendanya apa saja ? : berikut benda-benda yang ada di Loker berpikir Yakni : 1. Tobi (Topi Berpikir), 2. Pear (Permen Argumen), 3.Kopa (Kotak Pandora), 4. Bowi (Bola warna ideku), 5. Dogaga (Donat Gagasan) dan 6. KaTabeLa (Kartu Tantangan berpikir Lateral)

B. Bagaimana Cara menggunakan Loker Berpikir ini.

Cara menggunakan strategi Loker berpikir adalah sebagai berikut :

a. Guru menyiapkan PPT Loker berpikir yang dapat dipilih secara aklamasi oleh siswa. Dari PPT Loker berpikir akan menentukan benda apa dari 6 benda yang disediakan untuk digunakan, kita pilih saja Tobi (Topi Berpikir).

b. Guru menyiapkan empat topi berpikir dimana pembagiannya : Topi Hitam untuk berpikir kritik, topi abu-abu untuk berpikir mendukung (pro), topi krem untuk berpikir kreatif dan untuk topi Coklat untuk berpikir menolak atau kontra.

c. Guru menjelaskan konsep keberagaman dan toleransi dalam sejarah Hindu Buddha Islam di masa lampau dan bagaimana keadaan keberagaman dan toleransi antar agama di masa sekarang. Lalu guru menginstruksikan siswa membaca artikel tentang sejarah dan peristiwa aktual sesuai materi yang disampaikan. siswa merdeka dalam mencari artikel di Internet dengan laptop-laptop mereka dan silakan memilih topi-topi yang ada untuk memikirkan gagasan berpikir apa mengkritik, mendukung, kreatif ataupun menentang. Tinjauan berpikirnya akan dipaparkan dalam orasi dan paparan hasil berpikirnya.

d. Siswa bekerja sesuai dengan instruksi guru, kemudian dalam penyampaian hasil berpikir sesuai pilihan topi, maka siswa diminta untuk membacakan hasil penerjaan LKPD (Lembar Kerja Peserta didik) dengan memakai topi yang sesuai dengan konsep berpikirnya. Guru menilai dan menyimpulkan hasil penilaian kepada siswanya.

Assesmen / Penilaian dari aktivitas Loker Berpikir .

Tentunya assesmen / penilaian adalah hal terpenting dalam aktivitas dengan strategi Loker Berpikir ini. Guru langsung menilai dan menyimpulkan atas empat aspek yang ditetapkan :

a. Aspek keterkaitan sejarah dan peristiwa aktual di masa kini.

b. Aspek kreativitas hasil berpikir siswa yang tentunya unik, menarik dan sesuai dengan solusi di masa kini.

c. Aspek AMB (Apa Mengapa dan Bagaimana) yang berkesesuaian dengan fakta yang ada.

d. Aspek penyampaiannya dengan jelas dan menarik.

adapun rentangnya adalah di 70 sampai 95, Dengan perincian Sangat baik sekali : 90-95, Baik sekali 85-89.99 , Baik : 80-84,99 , Cukup : 75-79.99 dan kurang 70-74.99.

Karena keterbatasan artikel ini, penulis tidak dapat menjelaskan kelima teknik Loker Berpikir lainnya. Untuk mengetahui lebih lanjut bisa Wapri di 087820994093 atau di email [email protected] Terima kasih atas perhatiannya, penulis berharap dapat menuliskan inovasi – inovasi dalam praktek baik dalam pembelajaran di era Kurikulum Merdeka dengan Merdeka Belajar ini.

Salam Literasi dan Tetap Semangat mendidik anak Bansa.

Wassalamualaikum Warhmatullahi Wa Barakatuhu

Bahar Sungkowo SPd., M.Pd

Guru IPS SMP Internat AlKausar Parungkuda

Kabupaten Sukabumi Jawa-Barat

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.



Sumber:Republika