SENANDIKA. LalangBuana — Memiliki rumah bebas hama menjadi impian banyak orang. Secara umum, hama lingkungan atau permukiman, bisa meliputi nyamuk, lalat, kecoa, semut, tikus, kuti dan lainnya.
Namun sebagian besar orang kerap hanya berpikir cara membasmi hama. Padahal, menurut ahli, trik paling efektif untuk menangani hama dimulai dengan pencegahan.
“Pencegahan adalah hal No. 1 yang perlu diingat, tapi itu hal yang paling tidak mungkin terjadi,” kata ahli entomologi Matt Frye PhD, seperti dikutip dari laman TODAY.
Scroll untuk membaca
Scroll untuk membaca
Frye menyebutkan sering kali, orang lebih reaktif daripada proaktif dalam mengatasi hama. Mereka tidak mengambil tindakan apa pun sampai timbul masalah.
Frye, yang juga pengajar di Program Pengelolaan Hama Terpadu Negara Bagian New York di Universitas Cornell, itu menjelaskan bahwa menjadi proaktif dimulai dengan mengetahui jenis hama apa yang ada di daerah sendiri. Kemudian makhluk mana yang cenderung aktif selama waktu tertentu dalam setahun. Berikut lima hal yang tidak dilewatkan Frye di rumahnya sendiri.
1.Tidak pernah melewatkan pemeriksaan rutin
Saat cuaca cukup hangat, Frye berjalan-jalan di luar rumahnya. Dalam setahun sekali, Frye meniru teknik pemadam kebakaran untuk mencari bukaan atau celah yang bisa menjadi tanda aktivitas hama, dengan tangan kanan dan kirinya. Dia mendari kotoran atau bekas gigitan dan area yang disukai rayap. Kemudian celah di mana fondasi bertemu dengan sisa bangunan dan di sekitar lapisan pelat. Tapi hati-hati juga dengan jari tangan karena laba-laba mungkin bisa bersembunyi di area gelap itu.
“Saya melakukan ini setiap tahun karena beberapa bahan dapat menjadi rapuh dan pecah, dan mungkin dikunyah oleh hewan pengerat jika ada tekanan di lingkungan luar,” jelas Frye.
Dia juga kerap memeriksa permukaan tanah hingga sekitar enam kaki menggunakan obeng. Kemudian, setiap dua minggu mulai sekitar bulan Juni, mencari dan merobohkan tanda-tanda awal sarang serangga yang menyengat di area yang dapat menimbulkan risiko bagi manusia, seperti di taman bermain atau dekat jalan setapak. Jika dibiarkan, sarang akan terus tumbuh dan pada akhirnya membutuhkan seorang profesional untuk membuangnya.
2. Tidak membiarkan puing-puing menumpuk di luar rumah
Puing-puing di sekitar rumah dan selokan dapat menjadi area yang menarik bagi hama untuk berkumpul. Frye merekomendasikan untuk mempertahankan “penghalang dua hingga tiga kaki antara vegetasi dan rumah”. Hindari pula meletakkan mulsa tepat di atas fondasi rumah karena itu adalah bahan organik yang membusuk, dan menarik bagi sejumlah hama. Terakhir, hindari menempatkan tumpukan kayu yang berbatasan langsung dengan rumah karena dapat menarik perhatian tikus.
3. Tidak pernah menggunakan bom serangga untuk mengobati infestasi
Bom serangga tidak efektif melawan kutu busuk atau kecoa yang notabene merupakan hama paling umum untuk dihilangkan dengan produk ini. Itu karena bom bug menyebarkan bahan aktifnya ke permukaan, sementara makhluk yang ditargetkan mahir bersembunyi di celah – celah, di mana pestisida tidak akan mampu mencapainya. Risiko lainnya adalag terkait dengan kebakaran besar.
4. Tidak mendiamkan makanan terlalu lama di dapur
Alih-alih membiarkan biji-bijian yang disimpan di dapur selama berbulan-bulan, segera olah bersama pasta, nasi, dan sereal. Jika bisa, ada baiknya juga menyimpan makanan tersebut dalam wadah kedap udara untuk mencegah hama. Tetapi tergantung pada berapa banyak orang yang tinggal bersama di rumah dan mungkin sulit untuk konsisten.
5. Tidak membiarkan tingkat kelembapan terlalu tinggi
Umumnya disarankan untuk menjaga tingkat kelembapan dalam ruangan di bawah 50 persen. Hama tertentu, terutama kumbang, tertarik ke area dalam ruangan yang lembap seperti ruang bawah tanah. Menggunakan dehumidifier adalah cara yang baik untuk menghilangkan kelembapan dari lingkungan.
Sumber:Republika