Kondisi kronis sering kali didiagnosis mulai usia 50 tahun.
LalangBuana, JAKARTA — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan, pada 2030 satu dari enam orang akan berusia 60 tahun ke atas. Jumlah kelompok tersebut akan meningkat menjadi 1,4 miliar. Pada 2050, segmen populasi dunia tersebut akan berlipat ganda menjadi 2,1 miliar.
Seiring dengan pertumbuhan penduduk usia lanjut, muncul peningkatan masalah kesehatan yang berkaitan dengan penuaan. Dokter spesialis penyakit dalam dan asisten Profesor di Divisi Kedokteran Umum University of Michigan, Renuka Tipirneni, mengatakan beberapa kondisi kronis sering kali didiagnosis mulai usia 50 tahun.
Lansia yang mengalami kondisi-kondisi kronis itu bervariasi, tergantung pada genetika, gaya hidup, etnis dan ras, serta faktor lainnya. Dilansir Eat This Not That, Rabu (8/2/2023), berikut adalah lima masalah kesehatan paling umum yang dapat menyerang ketika Anda mencapai usia 50 tahun:
1. Tekanan darah tinggi
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah penyebab utama strok, serangan jantung, penyakit ginjal, dan masalah lain yang dapat menyebabkan kematian. Penyakit ini menjadi lebih umum di antara orang-orang yang berusia di atas 50 tahun karena pembuluh darah menjadi kurang elastis.
“Hipertensi, kontributor utama aterosklerosis adalah penyakit kronis yang paling umum terjadi pada orang dewasa yang lebih tua. Hipertensi sistolik terisolasi sangat umum terjadi pada orang dewasa yang lebih tua dan dikaitkan dengan kematian bahkan pada usia lanjut,” kata studi di Frontiers in Public Health.
Karenanya, orang yang berusia 40 tahun atau lebih tua harus memeriksa tekanan darah mereka setidaknya setiap tahun. Jika Anda menderita hipertensi, dokter mungkin menyarankan pemeriksaan yang lebih rutin lagi.
2. Kolesterol tinggi
Kolesterol tinggi dapat menyebabkan aterosklerosis dan penyumbatan pada pembuluh darah jika tidak ditangani. Aterosklerosis menyebabkan peradangan dan perubahan pembuluh darah lebih lanjut yang meningkatkan risiko kejadian jantung, kejadian serebrovaskular, penyakit pembuluh darah perifer, gangguan kognitif, dan kerusakan organ lainnya.
Kolesterol tinggi dapat ditangani melalui perubahan gaya hidup dan obat-obatan. Tes darah diperlukan untuk mendiagnosis masalah ini karena hanya menunjukkan sedikit gejala. “Penuaan normal termasuk renovasi pembuluh darah dan kekakuan pembuluh darah,” demikian menurut studi dari Frontiers in Public Health.
3. Arthritis atau radang sendi
Osteoarthritis merupakan kondisi kronis di sendi akibat kerusakan pada tulang rawan. Prevalensi osteoartritis di Indonesia bahkan meningkat seiring dengan usia yaitu sebesar 5 persen pada individu berusia kurang dari 50 tahun.
“Ini bisa sangat mengganggu bahkan di bawah usia 50 tahun, tetapi terutama di atas usia 50 tahun, kita melihat rasa sakit yang terkait dengan itu semakin banyak,” kata Tipirneni.
Obesitas adalah faktor risiko osteoartritis. Tingkat artritis pinggul dan lutut yang parah meningkat seiring bertambahnya usia pasien.
4. Diabetes
Studi Frontiers in Public Health menemukan, tingkat diabetes telah meningkat seiring bertambahnya usia dan kelebihan berat badan. Diabetes terkait dengan komplikasi yang meliputi penyakit arteri perifer dan neuropati perifer, yang berkontribusi pada ulkus kaki diabetik dan amputasi.
Pada tahap awal, diabetes dapat ditangani dengan perubahan gaya hidup. “Kadang-kadang kita perlu menambahkan beberapa obat juga untuk membantu mengendalikan kadar gula darah,” profesor emeritus di Stanford University School of Medicine, Kate Lorig.
5. Osteoporosis
Penuaan menyebabkan hilangnya kepadatan tulang pada pria dan wanita, meskipun wanita lebih sering mengalaminya setelah usia 50 tahun. Hal ini disebabkan oleh menopause. Menurut Mayo Clinic, wanita didiagnosis menopause rata-rata pada usia 51 tahun.
“Ketika Anda berhenti memproduksi estrogen, kepadatan tulang Anda biasanya menurun,” kata seorang ahli penyakit dalam yang berbasis di Washington, dr Lucy McBride.
Sekitar 20 persen wanita berusia di atas 50 tahun mengalami osteoporosis, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC). Studi Frontiers in Public Health juga menyebutkan bahwa osteoporosis dikaitkan dengan peningkatan angka patah tulang.
Sumber:Republika